#5 - Ramadhan di Jepang (Part 1 : Marhaban yaa Ramadhan)

Bedug telah dipukul pertanda bahwa hari pertama ramadhan 1437 H jatuh pada tanggal 6 Juni 2016. Disini, gemanya tak seramai di Indonesia, terlebih seminggu atau dua minggu sebelumnya. Tak ada iklan-iklan syrup atau makanan yang turut memberi sambutan Ramadhan. Tak ada nasyid-nasyid yang pun sering terdengar di TV menyerukan “marhaban ya ramadhan”. Tak ada pula spanduk-spanduk tentang kutipan ayat ataupun kalimat penyemangat untuk menambah ibadah di bulan suci ini.


Berbeda, tentu. Tinggal di sebuah negara yang mayoritas bukan muslim, atau bahkan mungkin tak menaruh perhatian khusus terhadap agama tentunya merupakan tantangan tersendiri, khususnya dalam menyambut bulan penuh berkah ini. Kehidupan kampus yang seolah tak peduli tentang datangnya bulan ini, tugas-tugas yang semakin hari semakin bertambah seiring berjalannya semester, serta lokasi geografis dari tempat saya berada sekarang ini membuat saya harus memutar otak mengatur strategi yang tepat. Ya, pengelolaan waktu. Bagaimana tidak, berada di bagian utara belahan bumi ini mengakibatkan perbedaan waktu yang cukup mencolok dibandingkan sewaktu di Indonesia. Kisaran rata-rata waktu subuh untuk bulan ramadhan ini berada pada pukul dua, berlanjut hingga maghrib yang kira-kira mulai muncul mega pada pukul 7 malam. Ditambah lagi jadwal kuliah yang berkisar 8 pagi hingga 6 sore. Tentu saja, bagi saya yang seorang newbie dimana terbiasa menjalankan ramadhan dengan penuh keringanan dan waktu luang untuk fokus beribadah, hal ini merupakan tantangan baru. Terlepas dari itu semua, harapannya kita semua bisa memanfaatkan waktu yang ada sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah, untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aamiin.

oh iya, alhamdulillah di hari pertama ini disaat kebingungan apa yang akan disantap untuk sahur, tiba-tiba ada rejeki datang. sepaket bakso gratis dari ahlinya. semoga Allah selalu lancarkan rezeki dan pahala-Nya kepada chefnya yang telah susah payah menyiapkan bakso nikmat ini. Aamiin.


1 komentar:

  1. Cara Allah untuk memberi kesempatannya umatnya berpikir

    BalasHapus